
KabarAnambas.com Anambas – Sebagai bentuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus mengelola potensi sumberdaya alam lokal yang ada, SKK Migas Sumbagut bersama Medco Energy E&P Natuna Ltd (Medco E&P) meluncurkan program SUAR atau Scalling Up Anambas Rural-Smallholder.
Kegiatan yang digelar di Desa Langir, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas ini, merupakan program pemberdayaan masyarakat pesisir yang dirancang untuk menciptakan sumber ekonomi alternatif untuk masyarakat dengan memanfaatkan dan mengelola potensi sumberdaya alam lokal yang ada.
Bayu Aji Krisandi, Fasilitator SUAR saat ditemui awak media pada Minggu (5/1/2025) ini menegaskan salah satu hal yang melatarbelakangi program ini adalah, komitmen Medco terhadap lingkungan terutama ekosistem mangrove. Guna menjaga kelestarian mangrove ini perlu dilakukan bersama masyarakat.
Ikatan masyarakat dengan mangrove ini, harus dikuatkan salah satunya dengan menciptakan manfaat ekonomi dari ekosistem mangrove itu sendiri.
“Jika ikatan menguat, kesadaran masyarakat untuk menjaga ekosistem mangrove akan muncul dan kelestarian mengrove akan terjaga,” tegasnya.
Pihaknya juga menegaskan, SUAR terdiri dari dua aksi. Yakni budidaya kepiting bakau dan budidaya lebah madu tanpa sengat.
“Dalam pembelajaran, kami sebagai fasilitator menggunakan metode sekolah lapangan untuk aksi budidaya kepiting bakau dan lebah madu tanpa sengat,” tambahnya.
Metode ini mengutamakan pembelajaran berbasis pengalaman langsung di lapangan, sehingga masyarakat tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami langsung bagaimana praktik terbaik dilakukan.
Dimana keunggulan metode sekolah lapangan ini, peserta belajar dengan melakukan, sehingga pengetahuan yang didapat lebih aplikatif dan mudah diingat. Dalam konteks budidaya, mereka bisa langsung mengamati dan mempraktikkan Teknik.
Mulai dari pemilihan lokasi budidaya yang sesuai, penanganan bibit kepiting hingga merancang dan membangun keramba apung.
Bagi Pokdaya peket, mereka juga bisa langsung mengamati dan mempraktikkan teknik bagaimana pemilihan lokasi budidaya yang tepat, pembuatan kalender pembungaan tanaman penyedia pakan hingga teknik panen yang ramah lingkungan
Kemudian, dengan belajar sambil praktik, masyarakat bisa memahami hubungan antara teknik budidaya yang baik dengan hasil yang optimal serta dampaknya terhadap kelestarian lingkungan.
“Di sekolah lapangan ini, peserta tidak hanya belajar teknik budidaya, tetapi juga diajarkan manajemen usaha, seperti pencatatan hasil, pemasaran, dan penentuan harga, sehingga mereka bisa menjadi wirausahawan yang mandiri,” tegasnya.
Dengan harapan, tegasnya, akan ada transfer Pengetahuan, penerapan teknik berkelanjutan hingga Keterampilan budidaya yang memberikan manfaat ekonomi dapat menjadi sumber pendapatan alternatif masyarakat.
“Melalui Pendidikan ini, akan ada perubahan Mindset dari masyarakat. Serta mulai melihat ekosistem mangrove sebagai aset berharga yang harus dilindungi dan dilestarikan,” tegasnya.( F )